·
Mesir Kuno
Mesir terbagi dalam dua bagian, yaitu
Mesir Bawah (Lower Egypt), merupakan hilir Sungai Nil, yang terletak di Utara
dekat Laut Tengah, dan Mesir Atas (Upper Egypt), yang terletak di Selatan lebih
dekat hulu Sungai Nil.
Salah satu kota pertama di Mesir bernama
Hierakonpolis. Di Hierakonpolis, orang Mesir kuno juga sudah membuat lembaran
seperti kertas dari daun papirus. Setelah daun papirus dikeringkan, di atasnya
mereka dapat menggambar dan menulis huruf hieroglif.4
·
Kehidupan sosial masyarakat mesir kuno
Masyarakat
terbagi atas golongan-golongan, yaitu; Firaun dan keluarganya, bangsawan,
pedagang dan usahawan, petani, pekerja dan budak. Di bawah firaun, terdapat
bangsawan yang dapat turut mengecap kehidupan yang mewah. Di bawah bangsawan,
terdapat golongan pedagang dan usahawan.
Mereka berdiam di kota-kota dan dapat mengenyam pula hidup yang lebih baik.
Sebaliknya, rakyat terbanyak yang terbagi atas tiga golongan, yaitu petani,
pekerja, dan budak, hidup serba kekurangan. Petani-petani meskipun memiliki hasil-hasil
tanaman, tetapi para pengumpul pajak memungut sebagian terbesar dari panen
mereka. Pekerja-pekerja di kota-kota hidup miskin. Yang terburuk nasibnya ialah
budak-budak yang harus bekerja keras untuk kaum firaun dan kaum bangsawan.
·
Perkembangan politik
1. Periode Dinasti Awal
Periode Dinasti
Awal adalah puncak dari evolusi berlangsung budaya, agama dan politik, sulit
untuk menentukan awal sebenarnya. Menurut tradisi Mesir Kuno, raja pertama yang
memerintah atas seluruh Mesir adalah seorang pria yang bernama Menes. Dia
dianggap sebagai raja pertama Dinasti Awal dan tradisi menunjukkan bahwa dialah
yang menyatukan dua bagian Mesir, yaitu penyatuan Mesir Atas dan Mesir Bawah.
2. Periode Kerajaan Tua (Old Kingdom)
Lahirnya kerajaan
Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir.
Sebagai pemersatu, ia diberi gelar Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota
kembar. Kerajaan Mesir Tua disebut zaman
Piramida, karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal, misalnya
piramida Saqqarah dari Firaun Joser. Piramida di Gizeh adalah makam Firaun
Cheops, Chifren dan Menkawa.
3. Periode Peralihan Pertama
Pada kira-kira tahun 2134-2040 SM yang
digolongkan sebagai Periode Peralihan Pertama, kekuasaan para firaun mengalami
penurunan. Runtuhnya kerajaan Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM
pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia
Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri
dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya, terjadilah perpecahan antara
Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mungkin karena selama puluhan tahun aliran sungai
Nil amat berkurang dan terjadi bencana lapar. Dan sekali lagi Mesir dibagi
menjadi dua kerajaan.
4. Periode Kerajaan Tengah (Middle Kingdom)
Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya
Sesotris III. Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir.
Tindakannya antara lain; membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi,
pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka
hubungan dagang dengan Palestina, Syiria, dan pulau Kreta. Sesotris III juga
berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak
tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.
5. Periode Peralihan Kedua
Kira-kira tahun 1640-1532 SM yang disebut
Periode Peralihan Kedua, kekuasaan dialihkan ke beberapa raja lokal. Dan Mesir
dijajah oleh orang Hyksos dari Timur Tengah. Pada akhir periode ini, Hyksos
dikalahkan dan diusir oleh firaun Thebes. Sekali lagi Mesir menyatu.
6. Periode Kerajaan Baru (New Kingdom)
Pada tahun 1532 SM Kerajaan Baru dimulai ketika raja pertama
Dinasti ke-18, Ahmosis I, menyelesaikan pengusiran Hyksos dari Mesir, yang
telah dimulai oleh saudaranya Kamose. Sepanjang Dinasti ke-18, orang Mesir
mulai menggunakan istilah Firaun. Dalam susunan pemerintahan di Mesir, Raja
disebut Firaun. Ia menempati puncak kekuasaan yang dipegangnya secara mutlak.
Ia juga dianggap sebagai dewa. Segala segi kehidupan di Mesir diatur dengan
Firaun.
·
salah satu peradaban bangsa mesir kuno
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph
berbentuk gambar. Tulisan hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu
obelisk11 maupun daun papirus. Huruf hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang
berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna.
Tulisan ini kemudian berkembang menjadi lebih sederhana yang dikenal dengan
tulisan hieratic 12dan demotis13. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan
teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan ketika Napoleon
menyerbu Mesir pada tahun 1799, salah satu anggota pasukannya menemukan batu
besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan nama
batu Rosetta yang memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Dengan terbacanya isi
batu Rosetta, terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno yang kita kenal
sampai sekarang. Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas
yang terbuat dari batang papyrus.
Piramida, sejak sekitar 2630 SM orang mesir membangun banyak
piramida. dan yang paling terkenal adalah Piramida besar di Giza. tidak seorang
pun tahu mengapa bentuk itu yang dipilih. skala dan dimensinya menunjukan
berbagai tujuan astronomi, matematis dan spiritual. dengan membangun bangunan
besar seperti itu para firaun berusaha menyenangkan para dewa.
·
Keyakinan bangsa Mesir Kuno
bangsa Mesir kuno menyembah banyak dewa
ketika mesir terdiri dari 42 wilayah, setiap wilayah memiliki dewa khusus yang
disembah. mendirikan kuil dan membuat patung para dewa. pada hari-hari besar
mereka berkerumun dan mengitari patung-patung tersebut.
orang Mesir kuno percaya bahwa setelah
kematian akan dibangkitkan kembali untuk hidup abadi. ketika ada kematian arwah
seseorang akan naik ke langit dan berbentuk seperti burung. jika jasad tetap
utuh setelah dimakamkan, maka arwahnya akan kembali. jadi kematian bukan ahir
karena seseorang akan kembali seperti semula. keyakinan ini yang membuat mereka
memumikan Jenazah.
bangsa Mesir Kuno pada masa raja
Akhenaton, salah satu raja modern cenderung pada monoteisme. mereka percaya
bahwa Allah adalah satu tidak ada sekutu bagi-Nya. hal ini sebagai mana
pengaruh dakwah para nabi, meskipun pemahaman monoteisme mereka menyimpang.
raja Akheton menganggap bahwa alam semesta ini milik satu dewa yaitu berupa
bulatan matahari bernama “Aten”. Atenlah yang memancarkan sinarnya kepada para
penduduk bumi dan membawa kehidupan. mereka membuat kuil yang terbuka ke langit
untuk menyembah dewa Aten.
Kalo ga salah bangsa mesir kuno percaya dewa Ra dan Isis sbg dewa tertinggi di alam semesta, benar?
BalasHapus