PERANG
PERSIA-YUNANI[1] http://rtw.heavengames.com/history/battles/the_greco_persian_wars/index.shtml
Di bawah kekuasaan Darius I, Persia
merupakan sebuah kekuatan baru yang berusaha memperluas wilayah kekuasaanya.
Setelah berhasil menguasai Lydia, wilayah kekuasaan Persia meluas sampai di
daerah pantai Asia Kecil. Penguasaan Persia atas wilayah-wilayah di Asia Kecil
yang dihuni oleh bangsa Yunani, khususnya suku Ionia, dirasakan sebagai sebuah
penindasan. Bangsa Yunani menjunjung tinggi kebebasan dan kemerdekaan. Mereka
bermigrasi dari daerah asal mereka dengan tujuan untuk mendapat menikmati
kebebasan tersebut. Dapat dikatakan bahwa kebebasan dan kemerdekaan merupakan
jiwa mereka, sehingga penguasaan Persia dianggap sebagai perampasan atas jiwa
kebebasan dan kemerdekaan mereka. Akibatnya koloni-koloni Yunani di Asia Kecil
melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Persia. Salah satu pemberontakan
tersebut dilakukan oleh Aristagoras dari Miletus pada tahun 495 SM.
Aristagoras menyadari bahwa Persia
dibawah kekuasaan Darius I merupakan sebuah imperium yang besar dan memiliki
kekuatan militer yang cukup disegani. Untuk menghadapinya, maka Aristagoras
meminta bantuan kepada Yunani, khususnya kepada Sparta yang dikenal memiliki
kemampuan militer yang hebat. Akan tetapi Sparta menolak memberikan bantuan
karena menyadari bahwa mereka tidak akan sanggup untuk menghadapi kekuatan
militer Persia.
Miletus kemudian mencari bantuan ke
Athena, daerah asal mereka (bangsa Ionia dan Achaia) yang tetap dianggap
sebagai Fatherland. Athena memberikan bantuan 30.000 tentara dengan 20 buah
kapal perang.Dengan bantuan dari Athena, Aristagoras melakukan pemberontakan
dengan menyerang tentara Persia di Lade pada tahun 495 SM. Akan tetapi
pemberontakan Miletus dapat ditumpas oleh Darius I. Meskipun telah berhasil
menghancurkan Miletus, tetapi Darius I belum merasa puas. Ia ingin memberikan
balasan terhadap Athena yang telah berani membantu kaum pemberontak. Darius
berkeyakinan bahwa suatu saat nanti Yunani akan kembali membantu
saudara-saudara mereka di Asia Kecil untuk melepaskan diri dari kekuasaan
Persia.
Episode Pertama (490 SM)
Pada tahun 490 SM pasukan Persia di
bawah pimpinan Datis dan Artaphernes berangkat dari Pulau Samos berlayar
menyusuri Laut Aegea dan mendarat di Pulau Delos. Setelah merampas dan
menghancurkan beberapa pulau, pasukan Persia bergerak menuju ke pantai Euboea
dengan tujuan menduduki kota Eritrea. Setelah berhasil menaklukkan kota dagang
Eritrea, pasukan Persia bermaksud menyeberangi ke Attica dengan tujuan utama
Athena. Atas nasehat Hippias, tiran Yunani yang menjadi penasehat Darius I,
pasukan Persia bermalam di Marathon, sebuah tempat yang jaraknya sekitar 35
kilometer dari Athena. Marathon dijadikan basis serangan pasukan Persia ke
Athena karena letaknya yang dekat dengan Athena sehingga mempermudah komunikasi.
Disamping itu di Marathon pasukan
Persia juga dapat mengerahkan pasukan kavallerinya, karena daerah ini merupakan
dataran rendah. Mendengar pendaratan pasukan Persia di Marathon, Athena
berusaha mencari bantuan ke polis-polis Yunani lainnya. Athena mengirimkan
Phedipiades ke Sparta guna meminta bantuan pasukan untuk menghadapi pasukan
Persia. Namun Sparta tidak bersedia berperang sebelum bulan purnama, karena
menurut kepercayaan mereka pertempuran sebelum bulan purnama akan mendatangkan
kekalahan.
Setelah melakukan persiapan selama 7
hari pasukan Athena di bawah pimpinan Callimachus dan Miltiades bergerak ke
Marathon. Miltiades menyatakan: “tidak pernah terjadi dalam sejarah kita,
Athena dalam keadaan bahaya seperti sekarang ini. Seandainya kita dikuasai oleh
Persia, maka Hippias akan memulihkan kekuasaannya, dan ada sedikit keraguan
apakah kesengsaraan akan terjadi. Namun apabila berperang dan menang, kota kita
ini akan menjadi terkenal diantara kota-kota di Yunani.”
Pidato Miltiades tersebut berhasil membakar
semangat pasukan Yunani sehingga meskipun kalah dalam jumlah pasukan, mereka
dapat memukul pasukan Persia ke bibir pantai Euboea dan mengalahkan mereka.
Dalam pertempuran tersebut sebanyak 6400 orang pasukan Persia tewas, sedangkan
Yunani kehilangan 192 orang prajuritnya. Akhirnya pasukan Persia mengundurkan
diri dari Marathon melalui jalan laut. Pasukan Persia terus bergerak mundur
melalui tanjung Sunium dan kembali ke Asia Barat.
Sementara itu pasukan dari Sparta
yang datang beberapa hari setelah pertempuran hanya dapat menyaksikan Marathon
yang sudah kosong. Kemenangan Athena atas Persia menaikkan prestise dan wibawa
Athena di mata polis-polisYunani yang lain. Miltiades disanjung oleh hampir
seluruh polisYunani karena kecakapan dan kecerdasannya dalam memimpin pasukan
Athena.
Episode Kedua (480 SM)
Sepeninggal Darius, kekaisaran
Persia diambilalih oleh puteranya, Xerxes. Setelah berhasil memadamkan
pemberontakan di Mesir, rasa percaya diri Xerxes sedemikian tingginya. Sebagai
orang Persia yang mempunyai agama dan jalan hidup yang diwarisi dari para
leluhurnya, Xerxes sangat tersinggung dengan kekalahan bangsa Persia atas
Athena di Marathon. Kita, bangsa Persia mempunyai sebuah jalan hidup yang
diwarisi dari para leluhur untuk diikuti. ... Ini merupakan bimbingan Tuhan dan
apabila diikuti kita akan mendapat kemakmuran yang besar. ... Saya akan
menyeberangi Hellespont dan berjalan melalui Eropa ke Yunani, dan menghukum
Athena atas penghinaan yang mereka lakukan kepada ayahku dan kepada kita.
Persiapan untuk melakukan serangan
kembali ke Yunani telah dilakukan sejak tahun 483 SM. Xerxes memerintahkan
kepada seluruh satraps(provinsi) untuk mengirimkan tentaranya guna berperang
melawan Yunani. Pada tahun 481 SM pasukan Persia berkumpul di Sardis, ibukota
Lydia, yang dijadikan pangkalan militer oleh Persia. Pasukan Persia kali ini
dipimpin oleh Mardonius, Achaemenes, Masistes, dan Artemesia. Angkatan darat
Persia bergerak ke arah barat daya berusaha menyeberangi Laut Marmora dengan
membangun jembatan darurat. Diperlukan kira-kira 300 buah kapal untuk membangun
jembatan penyeberangan ini. Gerakan pasukan Persia yang sangat cepat tersebut
membuat polis-polis di Yunani merasa cemas. Mereka kemudian mengadakan
musyawarah di Corinthia yang memutuskan untuk menghadang pasukan Persia di
Thermophylae. Pasukan Yunani, yang dipimpin oleh Leonidas, raja Sparta,
menghadang pasukan Persia di Thermophylae pada tahun 480 SM.Selama 7 hari penuh
seluruh pasukan Persia berhasil diseberangkan melalui jembatan tersebut.
Pada awalnya pasukan Yunani mendapat
tempat yang strategis sehingga lebih menguasai medan pertempuran. Akan tetapi
secara tiba-tiba pasukan Persia berhasil menusuk pertahanan pasukan Yunani
dengan cara mendaki jalan sempit di pegunungan. Ephialtes, seorang Yunani yang
memberitahukan adanya jalan tersebut kepada Xerxes. Dengan gerakan tersebut
maka pasukan Yunani menjadi terkepung. Dalam pertempuran tersebut raja Leonidas
dan sebagian besar pasukan Yunani terbunuh. Kemenangan ini membuka jalan ke
Athena yang jaraknya tinggal 85 mil atau kurang dari 2 hari bila ditempuh
dengan perjalanan darat. Setelah jatuhnya Thermophylae, angkatan darat Persia
bergerak memasuki Boeotia dan Attica.Athena berhasil diduduki tanpa perlawanan
yang berarti. Sesuai dengan sumpahnya, maka Xerxes memerintahkan pasukannya
untuk menghancurkan dan membakar kota tersebut. Penduduk Athena berusaha
menyelamatkan diri ke Peloponnesos, sedangkan sebagian penduduk lainnya
berlindung Acropolis.Pada saat angkatan darat Persia memasuki
Attica dan Athena, angkatan lautnya bergerak memasuki perairan Artemisium.
Sebenarnya angkatan laut Yunani di bawah pimpinan Eurybiades telah siaga di
Artemisium untuk mencegatnya. Serangan pertama angkatan laut Yunani terhadap
angkatan laut Persia dilancarkan pada tahun 480 SM.
Titik Balik Kemenangan Yunani
Pertempuran antara angkatan laut
Persia menghadapi angkatan laut Yunani di Artemisium berlangsung selama tiga
hari. Dengan taktiknya yang cukup jitu, angkatan laut Yunani dapat memancing
sebagian besar kapal-kapal Persia untuk bergerak ke Teluk Salamis.Salamis
merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Teluk Saronic. Letak Pulau
Salamis tidak menguntungkan dalam strategi militer, karena diapit oleh
Semenanjung Attica, Semenanjung Peloponnesos, Pegunungan Aegaleos, dan Pulau
Aegina di sebelah selatan. Angkatan laut Persia yang tidak memahami wilayah
perairan di Yunani, berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Mereka
terjebak di perairan yang sempit di Pulau Salamis dengan Pegunungan Aegaleos di
belakang mereka. Hal ini menyebabkan angkatan laut Persia tidak dapat
mengerahkan kekuatannya secara maksimal. Sementara itu angkatan laut Yunani
berada di dalam posisi yang menguntungkan. Mereka berada di wilayah perairan
yang luas sehingga dapat mengerahkan kekuatannya secara maksimal serta
mengembangkan taktik perangnya.
Pertempuran di Salamis pada tahun
480 SM. Merupakan titik balik (turning point) yang amat menentukan.Bagi bangsa
Yunani, pertempuran di Salamis merupakan awal kebangkitannya sehingga mereka
dapat meraih kemenangan dalam pertempuran-pertempuran berikutnya. Sementara itu
bagi bangsa Persia pertempuran ini merupakan awal darikekalahannya, sehingga
memaksa Xerxes untuk segera meninggalkan Yunani. Kekuatan
pasukan Yunani yang berjumlah 380 kapal perang berhadapan dengan 800 kapal
perang Persia. Dalam pertempuran di Salamis ini angkatan laut Persia mengalami
kekalahan karena kesalahan taktik dan strategi. Mereka berada di perairan yang
sempit sehingga tidak dapat membentuk formasi serangan sesuai dengan taktik perang
yang direncanakan. Di samping itu mereka juga mendapat serangan dari darat oleh
angkatan darat Yunani dibawah pimpinan Aristides yang berhasil didaratkan di
Psyttaleia, Hal ini menyebabkan pasukan Persia berada dalam keadaan yang sangat
kritis karena harus menghadapi pasukan darat dan laut dalam waktu yang
bersamaan. Posisi mereka terjepit sehingga banyak prajurit Persia menjadi
korban. Xerxes yang menyaksikan pertempuran tersebut dari Pegunungan Aegaleos
memutuskan untuk menerobos formasi kapal-kapal Yunani dan langsung mundur.
Keputusan ini diambil untuk menghindari kerugian lebih besar yang akan dialami
pasukannya. Xerxes memulai gerakan mundurnya pada malam hari dengan rute yang
sama pada waktu mereka berangkat ke Yunani. Setelah melalui perjalanan yang
berat selama 48 hari, akhirnya Xerxes sampai di Hellespon.
perang Yunani dengan Persia adalah perseteruan klasik diantara 2 musuh bebuyutan, komentar juga ya ke blog saya www.goocap.com
BalasHapus