Kamis, 23 Mei 2013

Sekilas Romawi Kuno



1.        Sejarah
Kerajaan (753-509 SM)
Ø  Terbentuknya Romawi
Kota Roma didirikan oleh suku bangsa local yang telah membangun perkemahan di tujuh bukit di sekeliling Roma pada 753 SM. Menurut legenda, Roma didirikan oleh dua orang kakak beradik, Romulus dan Remus, cucu raja Numitor.  Sodara raja yang jahat, Amulius, memasukan kedua bersaudara yang masih bayi itu kesebuah keranjang lalu dibuang ke sungai Tiber. Tetapi mereka diselamatkan dan disusui oleh serigala betina. Mereka mendirikan Roma. Namun keduanya bertikai dan Remus terbunuh. Romulus kemudian menjadi raja yang pertama.
Warga Roam tediri atas orang Sabin dan Latin, yang bersatu untuk membangun sebuah kota. Dan menganggap bangsa Romawi. Bangsa ini mendapat pengaruh dari daerah-daerah utara tetangga seperti: Etruscan, Para Pedagang Yunai dan Katago yang membawa berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan masyarakat.
Ø  Bangsa Etruska
Bangsa ini kerajaannya disebut Etruria, terbentuk sekitar (800 SM). Terdiri atas: petani, pengrajin logam, pelaut, dan pedagang. Bangsa ini menyukai music, permainan dan perjudian. Selain itu di pengaruhi bangsa Yunani, mengadopsi abjad Yunani, mengenakan Himaton (Jubah), dan menyembah para dewa Yunani. Banyak cara hidup mereka diambil oleh bangsa Romawi. Akirnya orang Romawi juga mengambil alih kebudayaan gaya Yunani sebagai kebudayaan utama mereka.[1]
Ø  7 Raja Romawi
1.      Romulus
Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Romulus mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi warga Roma.[2] Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja.[3]
  1. Numa Pompilius
Setelah kematian Romulus, terjai pada masa interregnum selama satu tahun dimana 10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman.
Masa pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan.  Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut untuk menunjukkan keadaan damai.  
Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus, Salii, flamine. Numa mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan.
  1. Tullus Hostilius
Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya.  Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
  1. Ancus Marcius
Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.
  1. Tarquinius Priscus
Tarquinius Priscus merupakan keturunan Etruska. Setelah pindah ke Roma, dia diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan melawan kerajaan lain dan membuat Roma memperoleh banyak harta rampasan perang. Dia menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga menambah jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri. Setelah menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
  1. Servius Tullius
Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Servius mengadakan sensus penduduk pertama dan membagi-bagi penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonominya dan wilayah geografisnya. Dia mendirikan Dewan Centuria dan dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).
  1. Tarquinius Superbus
Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja sebelumnya, masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.
Ø  Republic (509-27 SM)
·         Awal Republic
Sekitar tahun 500-an SM, ketika demokrasi sudah dimulai di Athena, para aristokrat Romawi memutuskan bahwa mereka tak mau lagi dipimpin oleh raja-raja Etruska. Para raja memang bertugas secara baik untuk rakyat miskin, namun golongan orang kaya menginginkan lebih banyak kekuasaan. Akan tetapi kelompok kaya tidak bisa begitu saja menyingkirkan raja. Mereka memerlukan bantuan dari orang miskin. Jadi mereka berjanji kepada kaum miskin bahwa orang miskin akan memperoleh lebih banyak kekuasaan dalam pemerintahan yang baru, jika mereka bersedia membantu menyingkirkan raja. Kaum miskin bersedia membantu, dan bersama-sama mereka menggulingkan kekuasaan raja.
Selain iu Romawi juga meniru Persia dan Aleksander dengan menjadikan rakyat kota-kota taklukan sebagai kota Romawi, dengan demikian rakyat kota yang bersangkutan juga kan merasa sebagai warga Romawi. Dengan cara inilah Romawi menguasai seluruh Italia selatan.
·         Perang Punisa (pertama, kedua, ketiga)
Pertama    : Pada tahun 274 SM, Romawi telah mengusai seluruh Italia.
Kedua      : Romawi (merah) dan Kartago (biru) pada awal Perang Punisia Kedua
ketiga       : Reruntuhan Kartago.
·         Akhir Republik
Pada tahun 146 SM Romawi merupakan satu-satunya kekuatan penting yang tersisa di Laut Tengah, dan mereka menguasai hampir seluruh daerah pesisirnya.
Ø  Julius Caesar dan Kleopatra
Ketika Caesar pergi ke Mesir, dia senang ketika tahu bahwa Pompeius sudah mati. Di sana dia juga bertemu Kleopatra dan membawanya ke Roma. Mereka menjalin hubungan cinta hingga memiliki seorang anak. Suatu hari, Caesar menyatakan diri sebagai diktator. Para Senator merasa bahwa ini sudah keterlaluan, akibatnya mereka membunuh Caesar pada tahun 44 SM. Tiga orang pemuda lalu membentuk kelompok penguasa lainnya, kali ini anggotanya adalah Marcus Anthonius (sahabat Caesar), Lepidus (seorang kaya), dan Octavianus (keponakan Caesar). Kelompok ini berakhir seperti halnya kelompok yang pertama.
Ø  Kekisaran (27 SM-475 M)
Setelah kematian Julius Caesar pada tahun 44 SM, bangsa Romawi memilih kediktatoran daripada menghadapi kekacauan. Oktavianus, penggantinya, perlahan meraihkekuasaan, dan menjadi kaisar pertama.
·         Dinasti Julius-Claudius (14 M-69 M)
1)      Octavianus (Agustus)
2)      Tiberius
3)      Caligula
4)      Claudius
5)      Agrippina Muda
6)       Pada tahun 54 M, putra tiri Cladius, Nero, naik tahta Nero baru berusia 16 tahun, dan ibunya Agrippina benar-benar memanfaatkan dirinya untuk mengendalikan Romawi, karena perempuan tidak berhak menjadi Tribunus atau Senator.
·         Pemberontakan Yahudi Pertama (Pasukan Romawi menghancurkan dan menjarah Kuil Kedua Yahudi.)
Penaklukan Romawi atas Israel dan Mesir pada akhir abad pertama SM membuat banyak orang Yahudi tinggal di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi (meskipun banyak juga Yahudi yang tinggal di Babilon atau di tempat lainnya di Kekaisaran Parthia). Banyak yang tetap tinggal di Israel, namun yang lainnya pindah ke Roma atau ke berbagai tempat di Romawi. Karena mereka menganut agama yang berbeda dan menjalankan cara hidup yang berbeda, dan karena mereka tak mau menyembah kaisar Romawi sebagai dewa, orang Romawi selalu mencurigai orang Yahudi. Namun orang Romawi, seperti halnya orang Persia, mengizinkan orang Yahudi melaksanakan agama mereka.
Akan tetapi, pada tahun 66 M, pada masa pemerintahan kaisar Nero, orang Yahudi memutuskan untuk memberontak melawan Romawi seperti yang mereka lakukan di bawah pimpinan Makabe dan berusaha memperoleh kemerdekaan mereka kembali.
·         Tahun Empat Kaisar (68 – 69 M)
1)      Nero
2)      Galba
3)      Otho
4)      Vitellius
·         Dinasti Flavius (69-96 M)
1)      Vespasianus
2)      Titus ( Putra sulung Vespasianus).
3)      Domitianus (adik lelaki Titus), diangkat menjadi kaisar
·         Lima Kaisar Baik (96-180 M)
1)      Nerva, seorang pria tua tanpa putra sehingga mengurangi kemungkinan adanya orang yang akan bernafsu terhadap tahtanya.
2)      Trajanus (Trajanus menjadi kaisar Setelah Nerva meninggal).
3)      Hadrianus diangkat menajdi kaisar
4)      Antoninus sering dipanggil Antoninus Pius (Antoninus Yang Saleh) karena dia amat tertarik pada masalah keagamaan dan suka melakukan hal yang dianggap benar oleh agama.
5)      Marcus Aurelius adalah yang terakhir dari lima kaisar baik
·         Dinasti Severus (193-253 M)
1)      Commodus (putra Marcuas Aurelius) bukanlah kaisar yang baik. Dia senang berpesta daripada mengurusi masalah kenegaraan.
2)      Septimus Severus
3)      Caracalla (putra Septimus Severus) banyak berperang selama memerintah
4)      Macrinus (ketua penjaga Caralla).
5)      Alexander Severus (sepupu Elagabalus)
6)      Elagabalus yang menjabat sebagai kaisar, namun sebenarnya neneknyalah, Julia Maesa, yang mengendalikan kekaisaran.
Ø  Kemunduran Romawi (200-476 M)
·         Krisis Abad Ketiga (235-284 M)
Romawi yang terpecah pada tahun 271 M, terbagi-bagi menjadi Kekaisaran Romawi (merah), Kekaisaran Galia (hijau), dan Kekaisaran Palmyra (kuning).Pada tahun 200-an M (abad ketiga), Kekaisaran Romawi mengalami masa-masa sulit. Para sejarawan memiliki banyak pendapat mengenai alasannya, namun satu alasan yang pasti adalah bahwa Romawi terus-menerus diserang oleh Sassania di Timur dan pada saat yang sama diserang juga oleh orang-orang Jermanik di utara. Sangat sulit dan mahal menghadapi dua peperangan sekaligus, akibatnya pajak harus dinaikkan menjadi sangat tinggi, dan rakyat tidak senang ketika harus membayar pajak yang tinggi.
·         Diocletianus (285-324 M)
Diocletianus naik tahta pada tahun 284 M. Seperti pada pendahulunya, dia pada awalnya merupakan seorang jenderal. Diocletianus pertama-tama menghalau Sassania dan Jermanik. Kemudian dia mengakhiri pemberontakan. Lalu dia berusaha menyelesaikan permasalahan perang saudara antara dua bagian pasukan. Diocletianus menyusun sebuah sistem yang mana ada dua orang kaisar di Romawi, dan masing-masing kaisar memiliki seorang asisten. Sistem in disebut Tetrarki (empat penguasa). Ketika salah seorang kaisar meninggal, maka asistennya akan langsung menggantikannya sebagai kaisar, dan kemudian harus kembali memilih seorang asisten baru.
Dicoletianus sendiri meyakini bahwa hanya semangat patriotik (kebersamaan) yang dapat menyelamatkan kekaisaran, maka dari itu dia menentang siapapun yang nampak berbeda dari sebagian besar orang Romawi, atau bahkan berbeda dari Diocletianus sendiri. Ini membuat Diocletianus memaksa orang-orang untuk tidak menganut agama Manichaean lagi. Sebagian besar penganut Manichaean meninggalkan agama mereka atau melarikan diri ke Kekaisaran Sassania. Diocletianus juga memaksa orang-orang untuk tidak menganut agama Kristen.
·         Constantinus Agung (324-337 M)
Tetrarki Diocletianus berjalan dengan baik selama sekitar 20 tahun, namun kemudian sistem ini mulai kacau. Pada tahun 306 M salah satu kaisar, yakni Constantius, meninggal. Dia seharusnya digantikan oleh asistennya, Severus, namun dia memiliki seorang putra bernama Constantinus. Ketika Constantius meninggal, Constantinus ingin berkuasa, maka dia mengumpulkan pasukan dan diangkat sebagai kaisar oleh pasukannya. Akhirnya perang saudara pun terjadi.
·         Constantius dan Julianus (337-361)
Constantinus meninggal pada tahun 337 M. Ketiga putranya membagi-bagi Kekaisaran Romawi, namun mereka malah saling berperang, ditambah lagi terjadi pemberontakan di Galia (Prancis). Pada tahun 350 M putranya yang bernama Constantius II adalah satu-satunya yang mampu bertahan hidup. Seperti ayahnya, Constantius adalah penganut Kristen.
·         Julianus
Hal pertama yang Julianus lakukan adalah mengumumkan bahwa dia hanya berpura-pura menganut Kristen. Dia sebenarnya membenci Kristen. Dia berusaha membawa kembali agama Romawi tradisional, namun gagasan ini tidak dianggap baik dan membuatnya tak disukai. Pada tahun 363 M Julianus terbunuh (barangkali oleh anak buahnya sendiri) ketiak sedang bertempur melawan Sassania di Timur. Julianus adalah kerabat pria terakhir dari Constantinus, jadi tidak jelas siapa yang harus menjadi kaisar setelah dia meninggal. Para jenderal di Timur bermusyawarah pada tahun 363 M dan memilih salah seorang di antara mereka, yaitu seorang Kristen bernama Jovianus. Jovianus menghentikan pertempuran melawan Sassania dan memilih untuk mundur. Dia tidak memerintah lama dah meninggal pada tahun 364 M.
·         Theodosius
Ketika Theodosius meninggal pada tahun 395 M, dia mewariskan Kekaisaran Romawi kepada dua putranya, Honorius dan Arcadius. Honorius menjadi kaisar di Barat sedangkan Arcadius menjdi kaisar di Timur. Mereka berdua tidak cakap dalam memimpin, bahkan mungkin tidak terlalu berminat. Sebagian besar urusan pemerintahan diatur oleh para penasehat mereka. Sebagian besar tugas Honorius ditangani oleh seorang Vandal bernama Stilicho, yang merupakan jenderal penting dalam pasukan Romawi.
Tidak butuh waktu lama bagi suku Jermanik dan Goth untuk menyadari bahwa kaisar baru yang masih muda itu lemah dan ini merupakan waktu yang tepat untuk menyerang. Para jenderal juga melihat kelemahan ini dan memutuskan untuk memberontak. Yang pertama, Constantinus III, seorang jenderal di Inggris mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar di York pada tahun 405 M. Dia memimpin seluruh pasukan Romawi dari Inggris, menyeberangi selat Channel ke Prancis, dan bergerak melalui Prancis, mengumpulkan pasukan Romawi di Prancis supaya mereka dapat bersama-sama bergerak menuju Roma.
Namun ketika Constantinus III sedang melakukan ini, tidak ada yang mengawasi perbatasan Romawi. Pada Januari 409 M, banyak suku Alan, Vandal, dan Suevi menyeberangi sungai Rhine, yang ketika itu sedang membeku, dan masuk ke Kekaisaran Romawi. Tidak ada pasukan Romawi yang menghentikan mereka, sehingga mereka begitu bebas menjelajahi Prancis dan menjarah segala yang mereka temukan. Mereka datang dalam keadaan lengkap, terdiri atas pria, wanita, dan anak-anak. Ini berarti bahwa mereka datang untuk bermukim.
·         Orang-orang Visigoth mengacak-acak kota Roma.
Orang-orang Visigoth tidak bermukim di Romawi. Mereka meneruskan perjalanan ke Italia selatan dan bermaksud menuju Afrika. Namun Alaric meninggal dalam perjalanan, dan badai besar menghadang mereka. Pada akhirnya orang Visigoth mengalihkan tujuan dan bermukim di Prancis. Sementara itu suku Burgundy sudah menguasai Prancis timur, sedangkan suku Vandal dan Suevi bermukim di Spanyol (suku Alan sudah dimusnahkan).
Pada tahun 429 M suku Vandal berlayar menyeberangi Selat Gibraltar dan merebut Afrika. Ini membuat suku Suevi menjadi satu-satunya penguasa di Spanyol, dan suku Visigoth sendiri secara perlahan-lahan mulai menguasai Spanyol. Sementara itu suku Pict dan kelompok-kelompok lainnya menginvasi Inggris. Orang Inggris meminta bantuan Romawi, namun Romawi sendiri sedang kesusahan sehingga tak dapat membantu. Selama bertahun-tahun para kaisar Romawi terlalu lemah untuk menangani tindakan suku-suku yang bebas dan merajalela di Romawi, dan pada tahun 476 M kaisar Romawi terakhir di Barat, yaitu Romulus Augustulus, ditangkap dan tahtanya dirampas oleh seorang raja Jermanik bernama Odoaker. Romulus Augustus, kaisar terakhir Romawi Barat, berlutut di hadapan Odoaker.

2.        Agama
Ø  Agama bangsa Romawi
Bangsa Romawi menganut politeisme. Mereka menjadikan setiap Tuhan sebagai maifestasi kehidupan dan wujud yang memiliki kekuatan di luar alam pikiran normal (supranatural). Para tuhan atau Dewa membantu orang-orang yang beribadah kepada mereka dengan bersembahyang, berdoa, dan ibadah lainnya.karna itu, bangsa ini membanggun kuil-kuil besar untuk melaksanakan ritual keagamaan terhadap para dewa.
Masyarakat Romawi meyakini ramalan. Mempercayai ayam suci dan tatacara menyantapnya, begitu juga hati binatang, baik bentuk maupun warnanya. Tempat-tempat penyembelihan hewan dibangun disa,ping tembok rumah mereka. Dalam hal pengobaran api abadi, para pemuka agama memegang kendali. Menyerahkan keamanan dan penjagaan rumah kepada Dewa Jenus, Dewa Cahaya dan Keselamatan. Menyembah dewa di dalam kuil.
Kemudian terjadilah pencampuran antara kepercayaan Yunani dan Romawi. Hal tersebut dapat dilihat pada mayoritas bangsa Romawi yang terpengaruh bangsa Yunani.  Dewa-dewa Romawi adalah cerminan dari dewa-dewa Yunani. Perbedaannya hanya dalam hal nama saja.
·         Jupiter – Zeus
·         Mares – Ares
·         Juno-Hera
·         Minerya-Athena
·         Venus-Aprodhite
Masyarakat mengadopsi hal tersebut berdasarkan cerita mitologi Yunani, bukan dari imajinasi mereka. Selain itu diyakina bahwa ajran dan filsafat Socrates dan yang lainnya telah memengaruhi mereka sehingga bangsa Romawi selalu menganggap mudah berbagai urusan.
Berikut ini adalah urutan nama-nama dewa Romawi:
1)      Apollo
2)      Bacchus
3)      Ceres
4)      Diana
5)      Juno
6)      Juventus
7)      Mars
8)      Mercury
9)      Minerva
10)  Neptune
11)  Venus
12)  Vesta
Selain itu masyarakat yunani mempercayai bahwa Hercules keturunan dewa berwujud manusia. Dia adalah orang yang paling berjiwa patriot dikalangan masyarakat Romawi. Selain dikultuskan dan diabadikan setelah kematiannya, dia sesekali disembah.
456 SM, telah berlaku undang-undang tertulis pertama di Romawi The Law of The Twelve Tables. Masyarakat Romawi menyembah berhala hingga kedatangan agama Nasrani. Pada akhirnya, agama ini berhasil menggantikan posisi agama pagan. Hal tersebut terjadi setelah konflik keduanya berlangsung selama lebih dari 3 abad.        


[1] Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi, 2009), h. 34.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar