Selasa, 07 Mei 2013

Sekilas Agama Mesir Kuno


·         Mesir Kuno
Mesir terbagi dalam dua bagian, yaitu Mesir Bawah (Lower Egypt), merupakan hilir Sungai Nil, yang terletak di Utara dekat Laut Tengah, dan Mesir Atas (Upper Egypt), yang terletak di Selatan lebih dekat hulu Sungai Nil.
Salah satu kota pertama di Mesir bernama Hierakonpolis. Di Hierakonpolis, orang Mesir kuno juga sudah membuat lembaran seperti kertas dari daun papirus. Setelah daun papirus dikeringkan, di atasnya mereka dapat menggambar dan menulis huruf hieroglif.4
·         Kehidupan sosial masyarakat mesir kuno
Masyarakat terbagi atas golongan-golongan, yaitu; Firaun dan keluarganya, bangsawan, pedagang dan usahawan, petani, pekerja dan budak. Di bawah firaun, terdapat bangsawan yang dapat turut mengecap kehidupan yang mewah. Di bawah bangsawan, terdapat golongan pedagang  dan usahawan. Mereka berdiam di kota-kota dan dapat mengenyam pula hidup yang lebih baik. Sebaliknya, rakyat terbanyak yang terbagi atas tiga golongan, yaitu petani, pekerja, dan budak, hidup serba kekurangan. Petani-petani meskipun memiliki hasil-hasil tanaman, tetapi para pengumpul pajak memungut sebagian terbesar dari panen mereka. Pekerja-pekerja di kota-kota hidup miskin. Yang terburuk nasibnya ialah budak-budak yang harus bekerja keras untuk kaum firaun dan kaum bangsawan.
·           Perkembangan politik
1.      Periode Dinasti Awal
Periode Dinasti Awal adalah puncak dari evolusi berlangsung budaya, agama dan politik, sulit untuk menentukan awal sebenarnya. Menurut tradisi Mesir Kuno, raja pertama yang memerintah atas seluruh Mesir adalah seorang pria yang bernama Menes. Dia dianggap sebagai raja pertama Dinasti Awal dan tradisi menunjukkan bahwa dialah yang menyatukan dua bagian Mesir, yaitu penyatuan Mesir Atas dan Mesir Bawah.
2.      Periode Kerajaan Tua (Old Kingdom)
Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu, ia diberi gelar Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar.  Kerajaan Mesir Tua disebut zaman Piramida, karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal, misalnya piramida Saqqarah dari Firaun Joser. Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.
3.      Periode Peralihan Pertama
 Pada kira-kira tahun 2134-2040 SM yang digolongkan sebagai Periode Peralihan Pertama, kekuasaan para firaun mengalami penurunan. Runtuhnya kerajaan Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya, terjadilah perpecahan antara Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mungkin karena selama puluhan tahun aliran sungai Nil amat berkurang dan terjadi bencana lapar. Dan sekali lagi Mesir dibagi menjadi dua kerajaan.
4.       Periode Kerajaan Tengah (Middle Kingdom)
 Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain; membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syiria, dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.
5.      Periode Peralihan Kedua
 Kira-kira tahun 1640-1532 SM yang disebut Periode Peralihan Kedua, kekuasaan dialihkan ke beberapa raja lokal. Dan Mesir dijajah oleh orang Hyksos dari Timur Tengah. Pada akhir periode ini, Hyksos dikalahkan dan diusir oleh firaun Thebes. Sekali lagi Mesir menyatu.
6.      Periode Kerajaan Baru (New Kingdom)
Pada tahun 1532 SM Kerajaan Baru dimulai ketika raja pertama Dinasti ke-18, Ahmosis I, menyelesaikan pengusiran Hyksos dari Mesir, yang telah dimulai oleh saudaranya Kamose. Sepanjang Dinasti ke-18, orang Mesir mulai menggunakan istilah Firaun. Dalam susunan pemerintahan di Mesir, Raja disebut Firaun. Ia menempati puncak kekuasaan yang dipegangnya secara mutlak. Ia juga dianggap sebagai dewa. Segala segi kehidupan di Mesir diatur dengan Firaun.
·         salah satu peradaban bangsa mesir kuno
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk11 maupun daun papirus. Huruf hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan ini kemudian berkembang menjadi lebih sederhana yang dikenal dengan tulisan hieratic 12dan demotis13. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan ketika Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799, salah satu anggota pasukannya menemukan batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan nama batu Rosetta yang memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Dengan terbacanya isi batu Rosetta, terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno yang kita kenal sampai sekarang. Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang papyrus.
Piramida, sejak sekitar 2630 SM orang mesir membangun banyak piramida. dan yang paling terkenal adalah Piramida besar di Giza. tidak seorang pun tahu mengapa bentuk itu yang dipilih. skala dan dimensinya menunjukan berbagai tujuan astronomi, matematis dan spiritual. dengan membangun bangunan besar seperti itu para firaun berusaha menyenangkan para dewa.
·         Keyakinan bangsa Mesir Kuno
bangsa Mesir kuno menyembah banyak dewa ketika mesir terdiri dari 42 wilayah, setiap wilayah memiliki dewa khusus yang disembah. mendirikan kuil dan membuat patung para dewa. pada hari-hari besar mereka berkerumun dan mengitari patung-patung tersebut.
orang Mesir kuno percaya bahwa setelah kematian akan dibangkitkan kembali untuk hidup abadi. ketika ada kematian arwah seseorang akan naik ke langit dan berbentuk seperti burung. jika jasad tetap utuh setelah dimakamkan, maka arwahnya akan kembali. jadi kematian bukan ahir karena seseorang akan kembali seperti semula. keyakinan ini yang membuat mereka memumikan Jenazah.
bangsa Mesir Kuno pada masa raja Akhenaton, salah satu raja modern cenderung pada monoteisme. mereka percaya bahwa Allah adalah satu tidak ada sekutu bagi-Nya. hal ini sebagai mana pengaruh dakwah para nabi, meskipun pemahaman monoteisme mereka menyimpang. raja Akheton menganggap bahwa alam semesta ini milik satu dewa yaitu berupa bulatan matahari bernama “Aten”. Atenlah yang memancarkan sinarnya kepada para penduduk bumi dan membawa kehidupan. mereka membuat kuil yang terbuka ke langit untuk menyembah dewa Aten.

1 komentar:

  1. Kalo ga salah bangsa mesir kuno percaya dewa Ra dan Isis sbg dewa tertinggi di alam semesta, benar?

    BalasHapus