Kamis, 23 Mei 2013

Persia Kuno dan Agama Majusi (Zoroaster)



Persia Kuno
Iran dan Persia adalah dua nama yang kerap digunakan untuk menunjukan satu wilayah. Sebenarnya, antara keduanya terdapat sedikit perbedaan. Salah satu rumpun bangsa arya, yaitu bangsa media mendiami wilayah iran bagian barat. Sementara rumpun bangsa arya lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami wilayah iran barat. Sementara rumpun bangsa arya lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami bagian selatan wilayah tersebut. baik bangsa media maupun Persia, keduanya tunduk pada kekuasaan bangsa Assyria. Namun, sejak tahun 1000 SM, bangsa Persia berhasil menaklukan bangsa media bahkan menaklukan imperium Assyria. Sejak saat itu wilayah iran dikenal dengan nama Persia.
Kekaisaran Akhemeniyah(Persia) imperium ini didirikan oleh Cyrus atau Koresh yang agung pada tahun 550 SM. Kerajaan ini menjadi imperium pertama kali itu. Pada tahun 486 SM, raja Darius 1 naik takhta, dan pada tahun 521 SM menguasai iran. Pada tahun 334 SM, Alexander Agung kaisar Macedonia, yunani, merentangkan kekuasannya hingga mampu menaklukan dan menguasai imperium Persia. Alexander bahkan memerintahkan pasukannya untuk membunuh ribuan tentara Persia, dan membakar ibu kotanya: parsepolis. Tindakan ini sengaja dia lakukan sebagai balasan atas pembakaran kota Athena yang dulu dilakukan pasukan Persia. Alexander sendiri nmengikrarkan diri bahwa dialah pewaris takhta raja-raja Akhmeniyah. Alexander pun mngikuti cara hidup, tradisi, dan budaya Persia, bahkan berusaha menciptakan kebudayaan baru yang memadukan kebudayaan Persia dan yunani .
Sesaat setelah kematian Alexander pada tahun 323 SM,terjadilah perpecahan diantara para panglima milternya. Mereka pun mulai membagi wilayah kekuasaan yang telah ditaklukan Alexander. Wilayah Persia sendiri pada kahirnya menjadi  milik panglima seleukus, salah seorang jendral Alexander . sejak masa tersebut, Persia memasuki era pemerintahan kekaisaran seleukus yang berlangsung hingga tahun 141 SM. Dibawah kekaisaran Seleukus, Persia mengalami babak sejarah yang cemerlang.kekaisaran ini berhasil menggabungkan asia kecil, syam,irak dan iran menjadi satu kesatuan wilayah. Ibu kota baru pun didirikan sebagai pusat pemerintahannya, yaitu seleukia di tigris, irak. Dinasti ini juga mempunyai ibu kota kedua di wilayah bagian barat, yaitu Antakya yang terletak di lembah sungai al-ashi.
Setelah itu, muncul kekaisaran Parthia yang menguasai Persia pada tahun 247 SM-224 M. dalam lembar sejarah iran kuno, kekaisaran Parthia disebut juga dinasti Arcia. Namun Arcia dinisbahkan kepada raja pertamanya, yaitu Arcia I. dinasti ini berasal dari klan saka yang mendiami wilayahtimur laut iran. Dinasti ini telah berhasil menaklukan kekaisaran seleukus demi merentangkan pengaruh dan kekuasannya hingga ke seluruh wilayah Persia. Nama Arcia kemudian dipakai sebagai gelar untuk seluruh kaisar Parthia, seperti gelar kaisar pada raja-raja romawi. Kekaisaran Parthia(arcia)banyak terlibat serangkaian perang dengan pihak imperium romawi. Mereka bahkan pernah meraih kemenangan gemilang atas romawi pada tahun 54 SM.kemenangan ini menjadikan imperim Persia(masa kekaisaran Parthia) menjadi satu-satunya kekuatan terbesar dunia saar itu. Sekalipun rentang masa pemerintahan kekaisaran ini mencapai lima abad lebih, namun tidak meninggalkan banyak jejak peradaban sebagaimana kekaisaran Persia lainnya.kekaisaran Parthia hanya meninggalkan jejak seni yang sederhana.
Kekaisaran sasanid: didirikan oleh Ardashir I ysng berkuasa pada tahun 224 M. dinasti ini dipercaya sebagai pembangun dan penghidup kembali peradaban Persia dan Zoroaster, sekaligus berupaya membangun kembali tradisi Persia peninggalan dinasti akhmeniyah. Dinasti ini justru membuika kontak dahgang dengan pihak musuh utama mereka, yaitu Romawi (Byzantium), juga dengan pihak cina.
Ardasir memiliki posisi yang tinggi dalam sejarah orang-orang iran. Dia dipandang sebagai sosok yang berhasil menyatukan bangsa iran, orang yang menghidupkan kembali ajaran Zoroaster, sekaligus sebagai pendiri imperium Pahlavi. Ardasir wafat pada tahun 240 M dan digantikan oleh putranya,Shapur yang kembali memerangi imperim Byzantium, dan berhasil menaklukan kaisar romawi.[1]
Agama Zoroaster atau Majusi
Agama Zoroaster dinisbahkan kepada seorang nabi kuno asal Persia dari suku spitama bernama Zarathustra yang hidup sepanjang tahu 674-551 SM. sejak umur 20 tahun ia mulai tafakkur dan mengembar, menitik beratkan berbuat baik pada fakir miskin.
Dengan giat dan patuh beliau mengembangkan agamanya. seorang raja dikota Balk yang bernama Raja KavibVisshtasva jadi pengikutnya yang patuh dan setia, raja itu masuk dengan kesadarannya sendiri setelah berdebat dengan zarashtura. ahirnya agama Zoroaster menjadi agama bagi bangsa Media dan Persia. terlebih lagi ketika zaman pemerintahan Maharaja Cyrus dan Darius agama Zoroaster mengalami zaman keemasan. tapi ketika iskandar agung menaklukan Persia, segera agama ini pun hilang dan diganti dengan agama Yunani pada waktu itu. tapi setelah Daulah sasanid memegang pemerintahan agama ini kembali bangkit. setelah islam masuk ke Persia tahun 638bMasehi, islam menyapu bersih agama Zoroaster yang ada disana.[2]
Menurut penganut Zoroaster,Dzat Ahura mazda adalah esensi murni yang suci dari segala bentuk materi, yang tak dapat dilihat oleh pandangan mata atau tidak dapat ditangkap kedzatannya oleh akal manusia. Banyak dari manusia yang tidak mampu mengimani dzat dengan sifat seperti ini, kecuali jika dzat tersebut dirumuskan dan dijelmakan ke dalam sebuah rumusan yang bersifat material yang sekiranya dapat ditangkap oleh akal manusia. Oleh karena itu zoroastrianisme pun membuat rumusan tentang hakikat ketuhanan ahura mazda denga dua rumus penting.
Rumus pertama bersifat transenden(samawi)yang disimbolkan dengan matahari, sedangkan rumus kedua bersifat imanen (ardhi) yang disimbolkan dengan api. Keduanya adalah unsur yang memancarkan cahaya, menerangi semesta,suci, serta tidak dapat terkontaminasi oleh hal-hal yang buruk dan segala bentuk kerusakan. Kepada cahayalah kehidupan semesta raya ini bergantung. Sifat inilah yang paling mendekati untuk digambarkan oleh manusia akan sifat maha pencipta.
Kitab Suci Agama Zoroaster
Kitab suci agam Zoroaster dikenal dengan nama Avesta. Ada tiga bagian di dalam kitab ini:
(1). Gathas, berupa nyanyian yang secara umum dapat dinisbahkan pada Zoroaster sendiri
(2). Yashts atau himne korban nyang ditujukan kepada berbagai macam dewa.
(3). Vendidat atau videdat,” aturan melawan syetan” berupa sebuah risalah yang terutama menyangkut ketidakmurnian ibadah dan perinsip dualism yang diperkenalkan oleh Zoroaster dan diuraikan sangat panjang dalam bidang kehidupan praktis. [3]
Ajaran Zarathustra juga membenarkan adanya mahluk-mahluk suci yang bersifat pengasih, penegak kesusilaan. Mahluk-mahluk suci membantu perjuangannya. Akan tetapi setelah Zarathustra meninggal, kepercayaan kepada mahluk-mahluk suci tersebut dirubah menjadi konsepsi kedewataan yang dihubungkan dengan penciptaan alam yang terdiri dari 6 penciptaan benda-benda alam yaitu:
1.        Asha Vahista ialah dewa tata tretib dan kebenaran yang indah digamabarkan sebagai dewa yang menguasai api
2.        Vahu Manah ialah dewa hati nurani baik atau god mind digamabarkan sebagai api jantan
3.        Keshatra variya yaitu dewa yang mencintai dan menguasai logam-logam
4.        Spenta Armaity yaitu dewa kebaktian yang maha pengasih yang menguasai bumi dan tanah.
5.        5 dan 6 Haurvatat dan amerta yaitu dewa kebulatan dan kekekalan yang menguasai air dan tumbuh-tumbuhan.
Prinsip lain dari ajaran Zarathustra ialah kepercayaan adanya dua kekuatan alamiah yang selalu berlawanan yaitu kekuatan kebaikan dan kejahatan. Dua kekuatan ini sama-sama kuatnya an aling menaklukan. Asal-usul timbulnya pertentangan dua kekuatan alamiah tersebut adalah bermula pada terciptanya 2(dua) jenis roh yang berlawanan kekuatan.keduanya adalah putra Ahuramdza. Masing-masing disebut angra Mainya(ahriman) dan Spenta Mainyu. Angra mainya(ahriman) memihak kepada kerusakan, kejahatan, kedzaliman dan kekuatan syaitanserta keberhalaan sedangkan roh spenta mainyu memihak kepada kebaikan sesuai dengan kehendak ayahnya. Ahurmazda.
Zoroaster mewajibkan kepada para pengikutnya untuk beribadat lima kali sehari. Ketika matahari terbit, ketika tengah hari, ketika matahari terbenam, waktu setengah hari seperti waktu ashar, tengah-tengah antara tengah hari dan waktu matahari terbenam. Bagi agama Zoroaster, selama musim panas doa-doa yang dibaca pada tengah hari berfungsi membantu orangyang saleh untuk berfikir tentang kebenaran serta tentang kejayaan kebaikan sekarang dan yang akan datang sedangkan selama musim dingin adalah merupakan peringatan tahunan akan adanya kekuatan kejahatan  yang mengancam dan perlunya bertahan terhadapnya.
Tambahan baru lainnya adalah waktu tengah malam yang tenggang waktunya sampai saat matahari terbit. Doa ini dipersembahkan bagi Sraosha tuhannya doa. Doa atau sembahyang lima kali sehari merupakan kewajiban yang mengikat bagi para pemeluk agama Zoroaster, bagian pengabdian wajibnya pada Tuhan, dan senjata did lam bertarung melawan kejahatan.
Bentuk dan isi sembahyang yang dikenal dari praktek yang ada adalah sebagai berikut:
§  Mempersiapkan diri dengan mencuci wajah, tangan dan kaki dari kotoran debu
§  Melepas tali kawat suci dan berdiri dengan tali dipegang dengan kedua tangannya di mukanya, tegak lurus dihadapan penciptanya, matanya menatap symbol kebajikan, api kemudian berdoa pada ohrmazd(ahura mazda),mengutuk Ahriman (sambil memukul-mukulkan ujung kawat dengan penghinaan), memasang tali kawat lagi masih berdoa. Keseluruhan pelaksanaan memakan waktu lima menit.
Di samping kewajiban individu diatas, para pengikut Zoroaster masih mempunyai kewajiban bersama yaitu merayakan tujuh macam peringatan hari besar tahunan. Waktu peringatan berbeda-beda :
§  Pertengahan musim semi
§  Pertengahan musim panas
§  Pertengahan musim dingin
§  Upacara khusus bagi kelahiran
§  Menginjak usia pubertas
§  Perkawinan
§  Kematian


[1]Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas agama-agama,Jakarta: penerbit Almahira,2011, h.465-466
[2] Drs. Moh. Rifai, Perbandingan Agama (Semarang: Wicaksana, 1984), h. 21
[3] H.A Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia,Yogyakarta: PT. Hanindita Offset, 1988,h.270

Tidak ada komentar:

Posting Komentar