Kamis, 30 Mei 2013

PERIODE PENTING ZAMAN YUNANI KUNO


A.    PERIODE ARCHAE, 1100-750 SM[1]
Saat banyak orang Mycenae melarikan diri sekitar 1200 SM, yunani memasuki Zaman Arche atau. kondisi ini dimanfaatkan bangsa baru, orang Doria. Setelah jatuhnya Mycenae tulisan menghilang, istilah zaman kegelapan mengacu kepada minimnya catatan sejarah bukan minimnya pencapaian. Konon masyarakat baru memasuki Aegea dari utara. Raja-raja bermunculan memerintah komunitas-komunitas kecil. Ini lah cikal bakal Negara kota Yunani. Pujangga mulai mencetak mitos dan legenda yang di tulis pada abad ke-8 SM, ketika para pemikir bahasa Yunani kembali menulis.Kali ini dengan huruf varian fenesia.
Periode Arkais dimpulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul. Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.
Perang Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang berlangung pada masa ini dan merupakan perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah pertikaian antara Polis (negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan tanah Lelantina yang subur di Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun Khalkis menjadi pemenangnya.
Kaum saudagar berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan dengan diperkenalkannya mata uang koin sekitar 680 SM. Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota. Rezim kaum aristokrat yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para aristikrat harus berusaha supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiran populis. Kata ini berasal dari kata Yunani non-peyoratif, τύραννος "("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah', meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.
Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan internal antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara kota. Di Sparta, Perang Messenia terjadi dan akibatnya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial. Penduduk yang diperbudak, yang kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta, sementara semua lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan kemungkinan selesai pada 650 SM.
Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir abad ke-7 SM dan lagi-lagi mengalami perang saudara. arkhon (hakim kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi berkat Solon (594 SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.
Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan dominan Yunani, antara lain Athena, Sparta, Korinthos, dan Thebes. Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan maritim dan perdagangan terkemuka.
Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah mengakibatkan perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani Besar (Italia selatan dan Sisilia), Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu dunia Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas dari negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota pembangunnya, meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan perdagangan.
Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.
Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tirani Peisistratos dan putranya; Hippias dan Hipparkhos. Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat Athena Keisthenes, raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang, pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi negara boneka Sparta, Kleisthenes meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama tanpa memandang status: dengan demikian Athena menjadi "demokrasi". Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan Sparta yang berusaha mengembalikan kekuasaan Isagoras. Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan Athena dan memicu dimulainya 'masa keemasan' Athena.[2]

B.     PERIODE KLASIK, 600-337 SM[3]
Negara kota Yunani berkembang dan mendirikan koloni-koloni di seantero Mediterania sebuah aliansi Yunani yang dipimpin Athena dan Sparta serta sekutu mereka: perang berakhir sekitar 30 tahun kemudian dengan kekalahan Athena pascaperang, fhilip II dari Makedoneia berkuasa atas seluruh Yunani, puteranya Alexander mendidrikan kekuasaan yang terbentang di seantero Asia dan India.
Yunani kuno terdiri atas sejumlah Negara-Kota merdeka, masing-masing dengan hukum dan adat istiadatnya sendiri. bangsa yunani menciptakan masyarakat baru bersama dengan berbagai pemikiran baru. setiap negara-kota atau disebut polis , berkembang di dataran rendah. daerah pegunungan disekitarnya menjadi pembatas sekaligus pertahanna alami mereka. para warga membangun dinding tinggi yang kokoh disekeliling kota mereka, Akropolis (benteng) dibangun disebuah tempat tinggi. dijantung setiap kota terdapat agora, yaitu ruang terbuka sebagai balai pertemuan dan pasar.
Kota dan Koloni
Dua negara-kota terpenting adalah Sparta dan Athena. selain itu kota lainnya ialah korintus, kalkis, miletos, Smyrna, dan Eretria. setiap kota mengembangkan cara hidup, adat istiadat dan bentuk pemerintahan sendiri. negara-negara kota itu melakukan perluasan dengan membangun berbagi kloni di Utara laut hitam, di kirena yang berada di pesisir afrika utara (libya), sisilia, Italia selatan, bahkan hingga ke pantai selatan prancis dan spanyol. negara-negara kota itu bersaing dengan ketat.
Kebudayaan Yunani
Bangsa yunani membangun masyarakat baru dengan pemikiran baru. mereka gigih memperjuangkan kemerdekaan, khususny6a dari bangsa Persia yang mengancam yunani. sebagai bangsa pedagaang, palaut dan petualag, orang yunani banyak mempengaruhi kebudayaan di brbagai negeri yang jauh. para filsuf dokter dan ilmuan mengajarkan pola pikra baru yang berdasarkan hasl pengamatan dan diskusi. tradisi npedesaan tersingkir ketika  kota-kota baru mendominasi wilayah tersebut. terbentuk kesenian, arsitektur dan cabang ilmu baru. kota-kota seperti Korintus, Thebes, Samos dan Bizantium juga berperan dalam pembentukan kebudayaan Yunani klasik.

C.     PERIODE HELENISTIK
Periode Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan berakhirnya penaklukan Aleksander Agung, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawi pada 146 SM. Meskipun demikian berdirinya kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga bangkitnya agama Kristen, yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.[4]
Ketika Alexander Agung menaklukkan wilayah Persia maka dengan segera ia juga menyebarkan kebudayaan Yunani. Mulai dari situlah karena tidak semua penduduk di Persia dihabisi maka terjadi percampuran budaya Yunani dengan Persia dan disebut dengan Budaya Helenistik. Meskipun kekuasaan Alexander terpecah menjadi tiga kerajaan besar dan banyak wilayah kecil, pengaruh Yunani tetap terlihat melalui Helenistik Yunani-politik, sastra, seni dan bahasa yang didukung oleh pendidikan dan luasnya penggunaan tulisan. Bangsa Romawi pindah ke bekas kekuasaan Alexander pada tahun 168 SM dan pada 86 SM menguasai Athena. Mereka terbukti menjadi pendukung besar banyak aspek budaya Yunani.[5]


[1] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya jilid 1, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009) h. 38
[3] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya jilid 1, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009) h. 52
[5]Marni McGee. Menguak Rahasia Masa Lampau Yunani Kuno. Hal 10-11

PERSIAN WAR (PERANG PERSIA YUNANI)



Di bawah kekuasaan Darius I, Persia merupakan sebuah kekuatan baru yang berusaha memperluas wilayah kekuasaanya. Setelah berhasil menguasai Lydia, wilayah kekuasaan Persia meluas sampai di daerah pantai Asia Kecil. Penguasaan Persia atas wilayah-wilayah di Asia Kecil yang dihuni oleh bangsa Yunani, khususnya suku Ionia, dirasakan sebagai sebuah penindasan. Bangsa Yunani menjunjung tinggi kebebasan dan kemerdekaan. Mereka bermigrasi dari daerah asal mereka dengan tujuan untuk mendapat menikmati kebebasan tersebut. Dapat dikatakan bahwa kebebasan dan kemerdekaan merupakan jiwa mereka, sehingga penguasaan Persia dianggap sebagai perampasan atas jiwa kebebasan dan kemerdekaan mereka. Akibatnya koloni-koloni Yunani di Asia Kecil melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Persia. Salah satu pemberontakan tersebut dilakukan oleh Aristagoras dari Miletus pada tahun 495 SM.
Aristagoras menyadari bahwa Persia dibawah kekuasaan Darius I merupakan sebuah imperium yang besar dan memiliki kekuatan militer yang cukup disegani. Untuk menghadapinya, maka Aristagoras meminta bantuan kepada Yunani, khususnya kepada Sparta yang dikenal memiliki kemampuan militer yang hebat. Akan tetapi Sparta menolak memberikan bantuan karena menyadari bahwa mereka tidak akan sanggup untuk menghadapi kekuatan militer Persia.
Miletus kemudian mencari bantuan ke Athena, daerah asal mereka (bangsa Ionia dan Achaia) yang tetap dianggap sebagai Fatherland. Athena memberikan bantuan 30.000 tentara dengan 20 buah kapal perang.Dengan bantuan dari Athena, Aristagoras melakukan pemberontakan dengan menyerang tentara Persia di Lade pada tahun 495 SM. Akan tetapi pemberontakan Miletus dapat ditumpas oleh Darius I. Meskipun telah berhasil menghancurkan Miletus, tetapi Darius I belum merasa puas. Ia ingin memberikan balasan terhadap Athena yang telah berani membantu kaum pemberontak. Darius berkeyakinan bahwa suatu saat nanti Yunani akan kembali membantu saudara-saudara mereka di Asia Kecil untuk melepaskan diri dari kekuasaan Persia.
Episode Pertama (490 SM)
Pada tahun 490 SM pasukan Persia di bawah pimpinan Datis dan Artaphernes berangkat dari Pulau Samos berlayar menyusuri Laut Aegea dan mendarat di Pulau Delos. Setelah merampas dan menghancurkan beberapa pulau, pasukan Persia bergerak menuju ke pantai Euboea dengan tujuan menduduki kota Eritrea. Setelah berhasil menaklukkan kota dagang Eritrea, pasukan Persia bermaksud menyeberangi ke Attica dengan tujuan utama Athena. Atas nasehat Hippias, tiran Yunani yang menjadi penasehat Darius I, pasukan Persia bermalam di Marathon, sebuah tempat yang jaraknya sekitar 35 kilometer dari Athena. Marathon dijadikan basis serangan pasukan Persia ke Athena karena letaknya yang dekat dengan Athena sehingga mempermudah komunikasi.
Disamping itu di Marathon pasukan Persia juga dapat mengerahkan pasukan kavallerinya, karena daerah ini merupakan dataran rendah. Mendengar pendaratan pasukan Persia di Marathon, Athena berusaha mencari bantuan ke polis-polis Yunani lainnya. Athena mengirimkan Phedipiades ke Sparta guna meminta bantuan pasukan untuk menghadapi pasukan Persia. Namun Sparta tidak bersedia berperang sebelum bulan purnama, karena menurut kepercayaan mereka pertempuran sebelum bulan purnama akan mendatangkan kekalahan.
Setelah melakukan persiapan selama 7 hari pasukan Athena di bawah pimpinan Callimachus dan Miltiades bergerak ke Marathon. Miltiades menyatakan: “tidak pernah terjadi dalam sejarah kita, Athena dalam keadaan bahaya seperti sekarang ini. Seandainya kita dikuasai oleh Persia, maka Hippias akan memulihkan kekuasaannya, dan ada sedikit keraguan apakah kesengsaraan akan terjadi. Namun apabila berperang dan menang, kota kita ini akan menjadi terkenal diantara kota-kota di Yunani.”
Pidato Miltiades tersebut berhasil membakar semangat pasukan Yunani sehingga meskipun kalah dalam jumlah pasukan, mereka dapat memukul pasukan Persia ke bibir pantai Euboea dan mengalahkan mereka. Dalam pertempuran tersebut sebanyak 6400 orang pasukan Persia tewas, sedangkan Yunani kehilangan 192 orang prajuritnya. Akhirnya pasukan Persia mengundurkan diri dari Marathon melalui jalan laut. Pasukan Persia terus bergerak mundur melalui tanjung Sunium dan kembali ke Asia Barat.
Sementara itu pasukan dari Sparta yang datang beberapa hari setelah pertempuran hanya dapat menyaksikan Marathon yang sudah kosong. Kemenangan Athena atas Persia menaikkan prestise dan wibawa Athena di mata polis-polisYunani yang lain. Miltiades disanjung oleh hampir seluruh polisYunani karena kecakapan dan kecerdasannya dalam memimpin pasukan Athena.
Episode Kedua (480 SM)
Sepeninggal Darius, kekaisaran Persia diambilalih oleh puteranya, Xerxes. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan di Mesir, rasa percaya diri Xerxes sedemikian tingginya. Sebagai orang Persia yang mempunyai agama dan jalan hidup yang diwarisi dari para leluhurnya, Xerxes sangat tersinggung dengan kekalahan bangsa Persia atas Athena di Marathon. Kita, bangsa Persia mempunyai sebuah jalan hidup yang diwarisi dari para leluhur untuk diikuti. ... Ini merupakan bimbingan Tuhan dan apabila diikuti kita akan mendapat kemakmuran yang besar. ... Saya akan menyeberangi Hellespont dan berjalan melalui Eropa ke Yunani, dan menghukum Athena atas penghinaan yang mereka lakukan kepada ayahku dan kepada kita.
Persiapan untuk melakukan serangan kembali ke Yunani telah dilakukan sejak tahun 483 SM. Xerxes memerintahkan kepada seluruh satraps(provinsi) untuk mengirimkan tentaranya guna berperang melawan Yunani. Pada tahun 481 SM pasukan Persia berkumpul di Sardis, ibukota Lydia, yang dijadikan pangkalan militer oleh Persia. Pasukan Persia kali ini dipimpin oleh Mardonius, Achaemenes, Masistes, dan Artemesia. Angkatan darat Persia bergerak ke arah barat daya berusaha menyeberangi Laut Marmora dengan membangun jembatan darurat. Diperlukan kira-kira 300 buah kapal untuk membangun jembatan penyeberangan ini. Gerakan pasukan Persia yang sangat cepat tersebut membuat polis-polis di Yunani merasa cemas. Mereka kemudian mengadakan musyawarah di Corinthia yang memutuskan untuk menghadang pasukan Persia di Thermophylae. Pasukan Yunani, yang dipimpin oleh Leonidas, raja Sparta, menghadang pasukan Persia di Thermophylae pada tahun 480 SM.Selama 7 hari penuh seluruh pasukan Persia berhasil diseberangkan melalui jembatan tersebut.
Pada awalnya pasukan Yunani mendapat tempat yang strategis sehingga lebih menguasai medan pertempuran. Akan tetapi secara tiba-tiba pasukan Persia berhasil menusuk pertahanan pasukan Yunani dengan cara mendaki jalan sempit di pegunungan. Ephialtes, seorang Yunani yang memberitahukan adanya jalan tersebut kepada Xerxes. Dengan gerakan tersebut maka pasukan Yunani menjadi terkepung. Dalam pertempuran tersebut raja Leonidas dan sebagian besar pasukan Yunani terbunuh. Kemenangan ini membuka jalan ke Athena yang jaraknya tinggal 85 mil atau kurang dari 2 hari bila ditempuh dengan perjalanan darat. Setelah jatuhnya Thermophylae, angkatan darat Persia bergerak memasuki Boeotia dan Attica.Athena berhasil diduduki tanpa perlawanan yang berarti. Sesuai dengan sumpahnya, maka Xerxes memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan dan membakar kota tersebut. Penduduk Athena berusaha menyelamatkan diri ke Peloponnesos, sedangkan sebagian penduduk lainnya berlindung Acropolis.Pada saat angkatan darat Persia memasuki Attica dan Athena, angkatan lautnya bergerak memasuki perairan Artemisium. Sebenarnya angkatan laut Yunani di bawah pimpinan Eurybiades telah siaga di Artemisium untuk mencegatnya. Serangan pertama angkatan laut Yunani terhadap angkatan laut Persia dilancarkan pada tahun 480 SM.
Titik Balik Kemenangan Yunani
Pertempuran antara angkatan laut Persia menghadapi angkatan laut Yunani di Artemisium berlangsung selama tiga hari. Dengan taktiknya yang cukup jitu, angkatan laut Yunani dapat memancing sebagian besar kapal-kapal Persia untuk bergerak ke Teluk Salamis.Salamis merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Teluk Saronic. Letak Pulau Salamis tidak menguntungkan dalam strategi militer, karena diapit oleh Semenanjung Attica, Semenanjung Peloponnesos, Pegunungan Aegaleos, dan Pulau Aegina di sebelah selatan. Angkatan laut Persia yang tidak memahami wilayah perairan di Yunani, berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Mereka terjebak di perairan yang sempit di Pulau Salamis dengan Pegunungan Aegaleos di belakang mereka. Hal ini menyebabkan angkatan laut Persia tidak dapat mengerahkan kekuatannya secara maksimal. Sementara itu angkatan laut Yunani berada di dalam posisi yang menguntungkan. Mereka berada di wilayah perairan yang luas sehingga dapat mengerahkan kekuatannya secara maksimal serta mengembangkan taktik perangnya.
Pertempuran di Salamis pada tahun 480 SM. Merupakan titik balik (turning point) yang amat menentukan.Bagi bangsa Yunani, pertempuran di Salamis merupakan awal kebangkitannya sehingga mereka dapat meraih kemenangan dalam pertempuran-pertempuran berikutnya. Sementara itu bagi bangsa Persia pertempuran ini merupakan awal darikekalahannya, sehingga memaksa Xerxes untuk segera meninggalkan Yunani. Kekuatan pasukan Yunani yang berjumlah 380 kapal perang berhadapan dengan 800 kapal perang Persia. Dalam pertempuran di Salamis ini angkatan laut Persia mengalami kekalahan karena kesalahan taktik dan strategi. Mereka berada di perairan yang sempit sehingga tidak dapat membentuk formasi serangan sesuai dengan taktik perang yang direncanakan. Di samping itu mereka juga mendapat serangan dari darat oleh angkatan darat Yunani dibawah pimpinan Aristides yang berhasil didaratkan di Psyttaleia, Hal ini menyebabkan pasukan Persia berada dalam keadaan yang sangat kritis karena harus menghadapi pasukan darat dan laut dalam waktu yang bersamaan. Posisi mereka terjepit sehingga banyak prajurit Persia menjadi korban. Xerxes yang menyaksikan pertempuran tersebut dari Pegunungan Aegaleos memutuskan untuk menerobos formasi kapal-kapal Yunani dan langsung mundur. Keputusan ini diambil untuk menghindari kerugian lebih besar yang akan dialami pasukannya. Xerxes memulai gerakan mundurnya pada malam hari dengan rute yang sama pada waktu mereka berangkat ke Yunani. Setelah melalui perjalanan yang berat selama 48 hari, akhirnya Xerxes sampai di Hellespon.

SEJARAH AWAL YUNANI KUNO

A.    PULAU KRETA, 3000-1450 SM[1]
Sumber : http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/11/peradaban-yunani-kuno.html

Peradaban tertua Eropa dimulai di Pulau Kreta sekitar 4.500 tahun silam. Kebudayaan ini disebut peradaban Minoa, diambil dari raja Minos yang legendaris. berbagai kisah menceritakan bahwa Minos menciptakan sebuah labirin (jaringan jalan yang rumit) di mana ia menyimpan sesosok Minotaurus, mahluk berkepala banteng dan bertubuh manusia. peradaban Minoa mencapai puncak kejayaan pada 2200 hingga 1450 SM. bangsa minoa memperoleh kemakmuran berkat kemampuan mereka sebagai pelaut dan pedagang.
Kota-kota Minoa
Orang Minoa membangun beberapa kota besar yang dihubungkan dengan jalan beraspal. masing-masing negara itu berbentuk negara-kota. di pusat setiap kota terdapat sebuah istana yang memiliki saluran air, dekorasi, jendela dan kursi batu. pengrajin bangsa Minoa terkenal sebagai pembuat gerabah dan pembangun gedung. mereka juga membuat perhiasan yang indah dari perak dan emas. Ibukota mereka, Knossos, memiliki istana termegah. istana tersebut memiliki apartemen sangat mewah ruang untuk upacara keagamaan, rapat dan sekolah. tembok-tembok di dalam istana diplester dan dihiasi dengan berbagai lukisan besar yang indah.
Runtuhnya peradaban
Peradaban maju minoa berakhir secara tiba-tiba dan misterius sekitar tahun 1450 SM. letusan gunung berapi di pulau Thera merupakan sebuah bencana besar yang merusak banyak di wilayah Kreta. keruntuhan terjadi ketika Knossos diserang oleh bangsa Mycenae yang sangat mengagumi bangsa minoa dan membawa pemikiran mereka ke daratan Eropa. peradanan yunani kuno yang terbentuk kemudian berakar dari kreta.
B.     PULAU MYCENAE, 2000-1200 SM[2]
Mycenae merupakan sebuah kota yang teretak di bagian selatan semenanjung Yunani. kota ini merupakan pusat peradaban Yunani yang pertama, berkembang setelah peradaban bangsa minoa di pulau Kreta. Orang Mycenae (dikenal sebagai bangsa Akaia) berpindah ke Yunani dari Balkan sekitar tahun 2000 SM. peradaban Mycenae dimulai ketika serangkaian desa di perbukitan diduduki oleh orang-orang berbahasa Yunani kuno. sekitar tahun 1650 SM., banyak diantara desa itu Yang telah berkembang menjadi kota terbenteng, dengan istana megah dan barang mewah, menyaingi benda serupa yang dibuat oleh para pengrajin terampil bangsa Minoa. Mycenae sendiri terdiri atas 20 Negara-Kota.
Makam-makam Mycenae
Sebelum membangun benteng dan kota, orang Mycenae menguburkan para pemimpin dalam ‘makam sarang lebah’ yang rumit. makam ini dibuat dari blok batu besar, yang dibentuk menjadi kubah besar. satu makam di Mycenae, Treasure of Atereus, memiliki pintu masuk setinggi hampir 6 meter, menuju sebuah ruangan dengan Tinggi 13 meter, dan lebar 14 meter. dulunya makam itu dihiasi pelat perunggu. harta dalam makam menunjukan begitu banyak uang dan upaya yang dicurahkan untuk keluarga raja dan bangsawan, seorang raja dapat memiliki hinggi 400 pengrajin perungu dan ratusan budak. Orang Mycenae memuja emas yang mereka impor dari Mesir. para pengrajin yang terampil membuat cangkir, topeng, bunga, dan perhiasan dari emas. bahkan pedang dan baju baja orang Mycenae juga dilapisi emas.
Hikayat sejarah
Bangsa Doria menjaga kenangan hidup zaman Mycenae dengan menceritakan berbagai macam hikayat puisi yang panjang dengan bahasa mereka yang berbeda-beda. dan ketika memperajari tulisan dari bangsa Funisia, barulah mereka mulai mengarang puisi. dua puisi Iliad dan Odyssey karya Homer, menceritakan pengepungan kota troya dengan seorang pahlawannya, Odysseus. benda-benda makam yang ditemukan sesuai dengan gambaran yng dibuat oleh Homer.
kehidupan Kota
Selama zaman kegelapan, kehidupan kota ditinggalkan dan orang hidup berdasarkan system kesukuan dibawah pimpinan panglima perang. pada 600 SM, kehidupan kota muncul lagi dan kolonisasi di luar negeri dimulai. kakuasaan dipegang oleh tirani atau oligarki. perdagangan, jumlah penduduk, dan kemakmuran meningkat. setelah kekacauan disekitar 500 SM, sejumlah kota seperti Athena, Menunjuk para pembaharu agar menyusun ulang system pemerintahan, hukum dan perdagangan. dan hal ini menandai dimulainya periode Yunani klasik.
Perluasan dan Keruntuhan
Ssekitar 1450 SM, bangsa Mycenae menaklukan Kreta dan mulai membangun koloni disekitar laut Aegea. kepulauan Rhodes dan siprus. mereka berdagang ke seluruh kawasan laut mediterania, terutama dengan bangsa Funisia, Mesir dan Italia. namun, sekitar 1200 SM, Mycenae ditaklukan oleh bangsa pelaut. banyak masyarakat Mycenae terpaksa melarikan diri ke wilayah lain.
C.    YUNANI KUNO DAN PERADABANNYA
Sumber : http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/11/peradaban-yunani-kuno.html

Orang-orang Yunani pertama
Orang-orang Hellena (Hellas) adalah sebutan kuno untuk orang-orang Yunani. Semula mereka merupaka suku-suku pengembara dari rumpun Indo-Eropa. Mereka menyerbu keselatan, ke jazirah yang sekarang disebut Yunani anatara tahun 2000 SM sampai 1000 SM. Dalam penyerbuan itu mereka menaklukan penduduk asli atau penduduk yang datang lebih dahulu dari mereka. Mereka hancurkan dan tundukan kebudayaan Mikene dan Kreta. Pada kira-kira tahun 1000 SM, mereka telah menduduki seluruh jazirah Yunani, sebagian dari Asia kecil dan kepulauan di laut Aegea. Adapun suku-suku Hellena antara lain: Arcadian/Akhaia, Ionian, Aeolian dan Dorian.
Ø  Suku Arcadian/Akhaia
Akhaia adalah daerah paling utara di Peloponnesos, meliputi pesisir utara Arkadia. Batas selatannya adalah pegunungan Erymanthos, batas tenggaranya adalah pegunungan Kyllene, batas timurnya adalah Sikyon, dan batas baratnya adalah sungai Larissos. Selain dataran di sekitar Dyme, di sebelah barat, secara umum Akhaia adalah daerah bergunung-gunung.
Ø  Suku Ionia
Suku Ionia (bahasa Yunani: Ἴωνες, Íōnes) adalah satu dari empat suku utama yang merupakan leluhur bangsa Yunani, tiga suku lainnya adalah suku Doria, suku Aiolia, dan suku Akhaia. dialek Ionia sendiri menjadi salah satu dari tiga dialek utama dalam bahasa Yunani di Yunani kuno, bersama dengan dialek Doria dan dialek Aiolia.
Di Yunani Klasik, suku Ionia dapat merujuk pada beberapa pengertian. Dalam arti sempit, suku Ionia adalah penghuni daerah Ionia di Asia Kecil (Turki modern). Dalam arti luas, suku Ionia meliputi semua penutur dialek Ionia, termasuk penduduk Euboia, Kyklades dan banyak koloni Ionia. Dan dalama arti yang lebih luas lagi, suku Ionia adalah semua penutur bahasa Yunani Timur, yang meliputi juga dialek Attika.

Ø  Suku Aeolian
Suku Aiolia (bahasa Yunani: Αἰολεῖς) merupakan salah satu dari empat suku Yunani utama, yang membentuk bangsa Yunani kuno (ketiga suku lainnya adalah suku Akhaia, Doria, dan Ionia). Nama Aiolia berasal dari Aiolos, tokoh dalam mitologi Yunani yang dipersaya sebagai leluhur suku ini. Mereka menuturkan dialek Yunani kuno yang disebut dialek Aiolia.Suku Aiolia berasal dari Thessalia, tepatnya di tempat yang disebut Aiolis. Suku Aiolia muncul dengan jumlah orang yang paling banyak dibanding suku Yunani lainnya pada masa awal. Orang Boiotia, bagian dari suku Aiolia, diusir dari Thessalia oleh orang Thessalia pribumi dan kemudian berpindah ke Boiotia. Suku Aiolia tersebar di banyak tempat lainnya di Yunani, misalnya di Aitolia, Lokris, Korinthos, Elis dan Messenia. Selama invasi Doria, suku Aiolia bermigrasi dari Thesalia, melintasi Laut Aigea lalu menuju ke pulau Lesbos dan suatu daerah lain di Asia Kecil yang mereka kemudian sebut Aiolis.Menurut Herodotos, suku Aiolia merupukan keturunan bangsa Pelasgos.
Ø  Suku Dorian
Suku Doria (bahasa Yunani: Δωριεῖς, Dōrieis, tunggal Δωριεύς, Dōrieus) adalah satu dari empat suku bangsa utama yang menjadi leluhur bangsa Yunani kuno. Nama Doria digunakan oleh Homeros dalam karyanya, Odisseia, dan disebutkan bahwa mereka menghuni pulau Kreta. Sementara Herodotos menyebut mereka dengan nama ethnos yang merupakan asal-usul kata etnis. Suku Doria adalah orang-orang yang termasuk dalam suku bangsa Hellenes. Mereka memiliki beragam cara hidup dan organisasi sosial. Kehidupan mereka bervariasi mulai dari pusat perdagangan padat di kota Korinthos, yang terkenal atas seni dan arsitekturnya, sampai negara militer yang tertutup seperti Lakedaimon atau Sparta.
Suku Doria kemudian terbagi-bagi lagi menjadi sejumlah kelompok etnis yang terpisah dan kadang saling bermusuhan. Biasanya nama kelompok etnisnya berasal dari tempat mereka tinggal.
Dalam perang, suatu negara Doria biasanya sering meminta bantuan pada negara Doria lainnya. Suku Doria menggunakan dialek tersendiri yang disebut dialek Yunani Doria. Selain itu ciri sosial dan tradisi sejarah mereka juga berbeda dari suku-suku Yunani lainnya.
Ada beragam versi mengenai asal-usul mereka. Satu teori yang banyak dipercaya pada masa kuno, namun belum terbukti, adalah bahwa suku Dorria berasal dari daerah pegunungan di timur laut Yunani, Makedonia kuno, dan Epiros. Mereka kemudian bermigrasi ke Peloponnesos, ke pulau-pulau Aigea tertentu, Yunani Besar, Lapithos dan Kreta. Teori lainnya adalah bahwa suku Doria berasal dari Asia Kecil, dan mereka kemungkinan bermigrasi melalui Yunani timur laut dan bermukim di Yunani selatan atau bermigrasi dari pesisir barat Asia Kecil dan berpindah ke pulau-pulau Aigea dan ke Yunani selatan. Dalam mitologi Yunani, leluhur dan pendiri suku Doria adalah Doros, putra Hellen. Pada abad ke-5 SM, suku Doria dan suku Ionia merupakan dua kelompok etnis yang paling berpengaruh. Perseturuan kedua suku itu berujung pada Perang Peloponnesos.[1]
Diantara keempat suku ini Ionia yang paling maju. Dari nama lonia ini lah kita kenal nama yunani sekarang. Masa antara 1000 SM sampai 8000 SM dikenal dengan zaman Homeros, menurut nama seorang penulis Yunani terkenal. Nama zaman ini sebenarnya berdasarkan atas perkembangan karya-karya syairnya yang semula dituturkan dari mulut ke mulut sebelum dituliskan.Dua karyanya yang utama berjudul Iliad dan Odysseus (Ulysses).
Iliad menceritakan perang antara orang Yunani dan Troya.Perang ini terjadi karena Parsis, putra raja Troya menculik Helena, istri dari seorang raja Sparta. Orang Yunani menuntut balas dengan mengepung kota Troya. Perang itu berlarut-larut selama sepuluh tahun.Kedua belah pihak menunjukan kepahlawanan masing-masing. Akhirnya kota Troya jatuh ketangan Yunani dengan siasat kuda Troya. Atas usul Odysseus, dibuat sebuah kuda kayu raksasa.Dalam tubuh kuda itu dapat masuk berratus-ratus tentara Yunani. Orang Troya yang menyangkah bahwa orang Yunani telah menarik diri, lalu menyeret kuda kayu raksasa itu ke dalam kota Troya. Pada malam hari ketika orang Troya telah tertidur, maka keluarlah orang Yunani dari dalam tubuh kuda. Demikianlah dengan mudah mereka membunuh dan menaklukan kota Troya.
Syair Odysseus menceritakan pengembaraan Odysseus setelah jatuhnya Troya.Ia telah bertahun-tahun telah meninggalkan negerinya yang bernama Ithaka. Dalam perjalanan pulangnya itu ia mengalami peristiwa-peristiwa yang luar biasa. Kesudahannya ia tiba di negerinya setelah membalas dendam pada seorang pangerang yang telah mencoba merebut tahtanya.
Dari cerita-cerita Homerus itu kita mendapat gambaran tentang kehidupan orang-orang Yunani pada masa-masa awalnya.Ternyata raja-raja digambarkan tidak terlalu berkuasa dan tidak terlalu kaya.Kehidupan masih sederhana sekali.Diceritakan bahwa puteri-puteri raja masih mencucui pakaian sendiri dipinggir kali dan pangeran mengembalakan ternak.Rakyat sekaligus adalah prajurit, petani dan pedagang. Kebanyakan waktu mereka digunakan untuk menaklukan suku-suku lain, atau berternak, bercocok tanam seperti anggur, zaitun, dan gandum.[2]


[1]www.Ensiklopedia Wikipedia Umum. Di akses pada 21-03-2012
[2] Drs. Abdul Hamid. Dkk. Sejarah Umum. (Jakarta: PT. Sumber Bahagia. 1979) hal 45-47



[1] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya jilid 1, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009) h. 16
[2] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya jilid 1, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009) h. 17